Rabu, 05 Mei 2010
Kalangan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota Kediri ikut berang atas nasib Persik Kediri yang kini terkatung-katung dalam lanjutan Superliga Indonesia 2009/10 putaran kedua.
Ketua Komisi C DPRD Kota Kediri Soejoko mengancam akan memanggil pihak keamanan (Polresta Kediri), Panitia Pelaksa Pertandingan (Panpel), manajemen Macan Putih, dan Dinas Tata Ruang Kebersihan dan Pertamanan (DTRKP) Kota Kediri untuk dimintai pertanggung jawaban.
“Persik sudah menjadi bagian dari Kota Kediri, jadi sangat layak jika dipertahankan. Bahkan, dana yang menyokong klub ini juga berasal dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Kota Kediri. Dahulu prestasinya hingga tingkat Internasional, namun saat ini harus terancam degradasi,” ungkap Soejoko, Selasa (4/5).
Kalangan DPRD, imbuh Soejoko, sangat menyangkan pencekalan izin laga yang dilakukan Polresta Kediri ketika hendak melawan Persebaya Surabaya pada 29 April lalu. Pelarangan itu, kemudian memicu kemarahan ribuan Persikmania sampai akhirnya menggelar aksi unjuk rasa besar-besaran.
“Pemanggilan terhadap sejumlah pihak terkait sangatlah perlu sekali, agar peristiwa ini tidak terulang kembali. Apa alasan pihak keamanan tidak mengijinkan. Kemudian dewan juga akan merekomendasikan Pemerintah Kota Kediri untuk melakukan perbaikan Stadion Brawijaya Kediri yang dianggap kurang memenuhi standar,” terang Soejoko
Hingga saat ini, PT Liga Indonesia juga belum memastikan keputusan atas gagalnya Panpel Persik Kediri menyelenggarakan laga. Kendati demikian, Ketua Panpel Persik Bambang Sumarjono meyakini jika Macan Putih tidak akan kalah walk over (WO) atas Persebaya Surabaya. “Saat ini kami tengah menunggu keputusan BLI,” pungkas Bambang Sumarjono.
Ketua Komisi C DPRD Kota Kediri Soejoko mengancam akan memanggil pihak keamanan (Polresta Kediri), Panitia Pelaksa Pertandingan (Panpel), manajemen Macan Putih, dan Dinas Tata Ruang Kebersihan dan Pertamanan (DTRKP) Kota Kediri untuk dimintai pertanggung jawaban.
“Persik sudah menjadi bagian dari Kota Kediri, jadi sangat layak jika dipertahankan. Bahkan, dana yang menyokong klub ini juga berasal dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Kota Kediri. Dahulu prestasinya hingga tingkat Internasional, namun saat ini harus terancam degradasi,” ungkap Soejoko, Selasa (4/5).
Kalangan DPRD, imbuh Soejoko, sangat menyangkan pencekalan izin laga yang dilakukan Polresta Kediri ketika hendak melawan Persebaya Surabaya pada 29 April lalu. Pelarangan itu, kemudian memicu kemarahan ribuan Persikmania sampai akhirnya menggelar aksi unjuk rasa besar-besaran.
“Pemanggilan terhadap sejumlah pihak terkait sangatlah perlu sekali, agar peristiwa ini tidak terulang kembali. Apa alasan pihak keamanan tidak mengijinkan. Kemudian dewan juga akan merekomendasikan Pemerintah Kota Kediri untuk melakukan perbaikan Stadion Brawijaya Kediri yang dianggap kurang memenuhi standar,” terang Soejoko
Hingga saat ini, PT Liga Indonesia juga belum memastikan keputusan atas gagalnya Panpel Persik Kediri menyelenggarakan laga. Kendati demikian, Ketua Panpel Persik Bambang Sumarjono meyakini jika Macan Putih tidak akan kalah walk over (WO) atas Persebaya Surabaya. “Saat ini kami tengah menunggu keputusan BLI,” pungkas Bambang Sumarjono.
0 Comments:
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
